Barista Gen Z: Passion, Karir atau Sekadar Kerja?

- Papua60Detik

Tiga barista muda di Timika: Wanri, Icha Aulia Putri Ramadhani, dan Rian Hidayat, Foto: Faris/ Papua60detik
Tiga barista muda di Timika: Wanri, Icha Aulia Putri Ramadhani, dan Rian Hidayat, Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik – Dunia kopi kian berkembang di kalangan anak muda, termasuk di Timika. Profesi barista, yang dulu mungkin dipandang sebelah mata, kini menjadi salah satu pekerjaan yang digeluti oleh generasi muda, termasuk Generasi Z.

Pada liputan Zona Gen Z episode ini, tiga barista muda, Wanri, Icha Aulia Putri Ramadhani, dan Rian Hidayat berbagi pengalaman dan pandangan tentang profesi yang mereka tekuni.

Wanri, sudah dua tahun menekuni profesi barista. Setahun di Jayapura dan setahun di Timika. Ia mengaku passion jadi alasan utamanya menekuni dunia kopi.

"Menurut saya, industri perkopian itu menarik. Awalnya saya hanya ingin tahu, tapi lama-lama saya merasa nyaman dan tertarik mendalami kopi. Mungkin itu yang disebut passion," ungkapnya, Sabtu (25/1/2025)

Ia melihat industri kopi di Timika sudah berkembang pesat, dengan semakin banyaknya kafe dan warkop yang bermunculan.

Barista bukan sekedar meracik kopi. Di sana ada takaran detil komposisi sampai bagaimana menyajikan kopi agar sedap dipandang mata.

"Saya belajarnya otodidak didampingi bos dan senior saya," katanya.

Icha Aulia Putri Ramadhani lain lagi. Ia memang hobi nongkrong di kafe. Lama-lama ia tertarik jadi barista. Dalam dua tahun terakhir, Icha telah mendalami dunia kopi dan semakin mencintai profesi ini.

"Awalnya saya hanya suka nongkrong dan penasaran dengan bagaimana kopi dibuat. Dari situ, saya belajar secara otodidak dengan praktik langsung di tempat kerja dan banyak melihat tutorial," jelasnya.

Meski sudah nyaman dengan profesinya saat ini, Icha tidak menutup diri mencoba profesi lain. Jika ada peluang bikin hidup lebih baik, kenapa tidak?

Berbeda dari Icha dan Wanri, Rian Hidayat mengaku sempat mengikuti kursus barista singkat sebelum terjun ke dunia kerja.

"Pelatihan dasar barista sangat membantu saya memahami dasar-dasarnya. Tapi, kemampuan saya terus berkembang saat bekerja langsung di lapangan," ujar Rian.

Rian mengaku masih ingin melanjutkan karier sebagai barista, meskipun ia terbuka untuk mencoba peluang lain di masa depan. 

"Saat ini, saya masih nyaman sebagai barista. Tapi kalau ada kesempatan baru, saya tidak menutup diri," katanya

Soal dukungan pemerintah, ketiganya sarankan diarahkan terutama pada pemberdayaan petani kopi lokal.

Pemerintah juga bisa mendukung perkembangan industri kopi dengan memperbanyak event yang mempromosikan kopi lokal.

"Pemerintah harus mendukung petani kopi dan mengadakan lebih banyak acara yang bisa meningkatkan minat masyarakat terhadap kopi lokal," tambah Icha. (Faris)





Bagikan :