Temuan Kasus HIV-AIDS di Papua Tengah Naik, Apa Sebab?

- Papua60Detik

Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw. Foto : Elias Douw/ Papua60detik
Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw. Foto : Elias Douw/ Papua60detik

Papua60detik - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw, menjelaskan bahwa kenaikan jumlah kasus HIV-AIDS di Papua Tengah bukan semata karena peningkatan penularan, melainkan akibat kesadaran masyarakat yang mulai tinggi untuk memeriksakan diri secara sukarela.

Freny Anouw menyebut data terbaru menunjukkan angka kasus HIV telah menembus angka 23.861 lebih, naik dibanding sebelumnya yang masih di bawah 20.000 kasus.

"Ini kami sampaikan kepada masyarakat, kenapa sampai angkanya naik. Itu karena aksi dari KPA sudah mulai berjalan. Kami di tingkat provinsi dan kabupaten aktif melakukan gerakan pemeriksaan. Ada juga LSM yang ikut mendorong aksi ini," ungkap Freny kepada awak media di Nabire, Rabu (6/8/2025).

Menurut Anouw, peningkatan jumlah kasus merupakan dampak positif dari berbagai aksi kampanye pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh KPA dan mitra. Banyak masyarakat, terutama anak-anak muda, mulai tergerak untuk mengetahui status kesehatannya.

"Dulu, banyak belum periksa. Sekarang, karena desakan dari keluarga, LSM, dan kami dari KPA, anak-anak muda mulai datang untuk diperiksa. Bukan hanya lewat rumah sakit, tapi lewat berbagai jalur pemeriksaan lain juga. Itulah sebabnya datanya naik" katanya.

Ia juga menyoroti perubahan gaya hidup generasi muda yang dinilai semakin berisiko dan menjadi salah satu faktor penyebaran HIV.

 "Anak-anak sekarang jarang di rumah. Keluar masuk malam, terpengaruh teman, dan keinginan mencoba sesuatu sangat tinggi. Bukan hanya hubungan seks bebas, tapi banyak hal lain yang berisiko," ungkapnya.

Karena itu, ia menegaskan pentingnya peran keluarga, pendidikan agama, dan nilai moral dalam membentuk kesadaran sejak dini. Nasihat orang tua dan ajaran agama disebutnya sebagai pagar utama bagi anak-anak muda agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.

Anouw juga menyampaikan bahwa kelompok usia produktif 14 hingga 25 tahun adalah kelompok yang paling rentan terpapar HIV. Berdasarkan data yang dimiliki KPA, tingkat infeksi pada kelompok ini meningkat seiring dengan tren gaya hidup dan lemahnya pengawasan sosial.

"Kami minta seluruh anak-anak muda di Papua Tengah jaga diri baik. Takut kepada Tuhan, dengar nasihat orang tua, dan ingat masa depan. Papua ini untuk kita semua. Kalau generasi muda habis, siapa yang akan pimpin Papua?" tegasnya.

KPA Papua Tengah, katanya, akan terus menggencarkan program edukasi, pencegahan, dan pemeriksaan dini di berbagai daerah. Kolaborasi dengan gereja, sekolah, tokoh masyarakat, dan LSM akan terus diperkuat guna menekan penyebaran HIV/AIDS di Papua Tengah.

 "Manusia Papua butuh kita semua sebagai generasi penerus. Jangan biarkan masa depan dirusak oleh kelalaian hari ini," kata mantan calon Bupati Kabupaten Dogiyai ini. 

Katanya, KPA adalah lembaga lintas sektor yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di seluruh wilayah Papua Tengah. 

"Dengan pendekatan berbasis komunitas dan edukasi, KPA terus menjadi garda depan dalam upaya menyelamatkan generasi masa depan dari ancaman HIV/AIDS," kata dia. (Elias Douw)




Bagikan :