Film Pater Bert Menang Kompetisi FFD Yogyakarta

- Papua60Detik

Sutradara Film The Silent Path Yonri Revolt saat menerima penghargaan Best Indonesia Feature Length Documentary di Festival Film Dokumenter FFD) Yogyakarta, Sabtu (9/11/2024) malam. Foto: Istimewa
Sutradara Film The Silent Path Yonri Revolt saat menerima penghargaan Best Indonesia Feature Length Documentary di Festival Film Dokumenter FFD) Yogyakarta, Sabtu (9/11/2024) malam. Foto: Istimewa

Papua60detik - Film The Silent Path atau Soebertono Mote meraih penghargaan Best Indonesia Feature Length Documentary di Festival Film Dokumenter FFD) Yogyakarta, Sabtu (9/11/2024) malam.

Juri Kompetisi  Indonesia Feature Length yang terdiri dari Amelia Hapsari (Indonesia), Chayanin Tiangpitayagon (Thailand), dan Novasari Widyaningsih (Indonesia) menjelaskan, film ini dimenangkan karena paling berhasil mengisi ruang-ruang lapang di layar.

“Baik dengan keakraban, nuansa, pendekatan khusus, lapisan narasi, atau elemen mengejutkan dari subjek yang didokumentasikan, baik dengan keseriusan atau keceriaan,” sebut Novasari mewakili para juri di malam penganugerahan.

“Kita melihat kisah yang lebih bernuansa tentang sebuah negeri dan penduduknya.” Tambahnya.

Dengan demikian, Kolektif Yoikatra yang diwakili oleh Sutradara Yonri Revolt dan Produser Rendy Rizal memboyong Piala FFD Yogyakarta 2024.

Produser Rendy Rizal menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan FFD. 

“Juga atas inisiatifnya berbagi ruang bagi Sinema Papua untuk tampil dan muncul di permukaan. Semoga kemenangan ini menjadi momentum bagi berbagai Bahasa Sinema Papua untuk bertemu dengan semakin banyak penonton, dimanapun, dan kapanpun,” kata Rendy.

Film The Silent Path merupakan sebuah irisan kisah hidup dari Pater Lambertus Hagendoorn, OFM yang selama 48 tahun tinggal di Papua. Film ini dikemas dengan gaya eksperimental kendati tidak melepas cerita keseharian Bert yang humanis di dalamnya.

Film The Silent Path pertama kali ditayangkan (world premier) di International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada Januari 2024. Film ini menjadi film kedua dari Kolektif Yoikatra berbasis di Timika  yang ditayangkan di festival-festival film internasional.

FFD merupakan salah satu festival film terbesar di Asia Tenggara yang sudah diselenggerakan sejak tahun 2002. Tahun ini merupakan edisi ke-23 dengan mempresentasikan 67 karya film dari 32 negara yang terbagi dalam 4 program kompetisi dan 5 program non-kompetisi. (Burhan)




Bagikan :