Kurikulum Merdeka, SMA Tidak Ada Lagi Pembagian Jurusan

- Papua60Detik

Siswa SMA. Foto: Dok/ Papua60detik
Siswa SMA. Foto: Dok/ Papua60detik

Papua60detik - Kurikulum merdeka resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Wakasek Bidang Kurikulum SMA YPPK Tiga Raja, Maria Agtha mengatakan kurikulum merdeka berorientasi bukan lagi pada jurusan, tapi pada cita-cita siswa. Sebab itu tidak ada lagi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA.

Siswa SMA sekarang diberi kebebasan memilih mata pelajaran sesuai minat dan cita-citanya. 

"Kalau dulu siswa memilih jurusan. Misalnya IPA, maka mereka akan belajar fisika, Biologi, Kimia. Begitupun IPS dan Bahasa, tiap jurusan sudah ada mata pelajaran masing-masing. Namun, sekarang siswa bebas memilih mau jadi apa dan mau belajar apa, sesuai kebutuhan cita-cita mereka," ujar Maria saat diwawancarai, Senin (22/07/2024).

Menghadapi hal ini, satu tahun pertama sekolah melakukan pendampingan pada siswa secara intens. Selain itu, mendatangkan berbagai profesi dari beberapa instansi dan perusahaan untuk memperkaya sudut pandang siswa sebelum memilih mata pelajaran (Mapel) di tahun berikutnya.

"Pemilihan Mapel ini, kan, di kelas XI. Nah, di kelas X itu, kita data cita-cita mereka apa, Mapel apa yang mau diambil. Kalau siswa belum mengerti, kami akan lakukan sosialisasi, melakukan tes diagnostik. Setelah semua terdata baru dikelompokkan, kira-kira apa yang sejenis, misalnya kesehatan, lalu kita buat jadwalnya," terang Maria.

Jumlah siswa yang banyak dengan cita-cita berbeda menjadi tanggung jawab sekolah membentuk pola dan pemetaan. Nantinya akan ada dua kelas, satu untuk mata pelajaran wajib yang tetap terikat pada kelas. Setelah itu akan berganti ke mata pelajaran pilihan.

"Di kurikulum sebelumnya, siswa hanya datang lalu belajar mengikuti semua jadwal yang sudah ditentukan sekolah. Sekarang, kita harus keluar dari kelas. Ini mirip dengan sistem kuliah, belajar dengan penjadwalan yang sedemikian rupa sesuai pilihan masing-masing," tambahnya.

Menurut Maria, memasuki tahun ketiga penerapan kurikulum merdeka di SMA YPPK Tiga Raja, semakin terlihat tujuan dari Kurikulum ini. Ia mengaku banyak kelebihan apabila sudah menemukan pola untuk menjalankannya. Selain mempermudah siswa dalam belajar, tentu akan membuat mereka semakin semangat belajar karena fokus pada tujuan mereka di masa depan.

"Kurikulum Merdeka adalah sistem pendidikan yang berpihak pada siswa. Saya harap, siswa dapat menanggapi kurikulum ini dengan tanggung jawab, melakukannya dengan totalitas karena mereka sudah memilih sendiri. Ada suara, pilihan dan kepemilikan (siswa) di dalam pembelajaran ini," pungkasnya. (Martha)




Bagikan :