Natalius Pigai Soroti Rendahnya Perlindungan Ibu dan Anak di Papua
Rabu, 14 Mei 2025 - 17:56 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menegaskan bahwa perlindungan ibu dan anak merupakan konsen bersama yang harus benar-benar diperhatikan.
Ia mengatakan hal tersebut usai mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, pada Selasa, 13 Mei 2025.
Pigai menyampaikan, bahwa para tokoh masyarakat melaporkan terkait perhatian terhadap perlindungan ibu dan anak di Kabupaten Mimika maupun di tingkat provinsi termasuk rendah secara keseluruhan.
Sehingga ia tegaskan bahwa permasalah tersebut harus menjadi konsen bersama dari pihak pemerintahan, pihak swasta kemudian komunitas-komunitas masyarakat.
"Kalau ibunya tidak sehat, tidak kenyang, tidak pintar, anaknya gimana? Ini kan generasi masa depan bangsa. Di produksi oleh ibu. Pusat persemayaman manusia itu ada dalam rahim ibu. Itu yang tidak pernah kita perhatikan selama ini," katanya saat diwawancarai, Selasa (13/05/2025).
Natalius mengungkapkan, saat ini, Indonesia dihadapkan dengan persoalan bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di masa yang akan datang, dan hal itu tidak lepas dengan masalah perlindungan ibu dan anak.
Untuk itu, saat ini di pemerintahan Prabowo sedang gencar-gencarnya membangun strategi kebijakan pemerintah bisa menyentuh langsung masyarakat.
Beberapa program juga disiapkan yang bertujuan peningkatan kualitas SDM misalnya Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sekolah rakyat yang diperuntukkan bagi orang miskin.
Menurutnya, keadaan orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak. Orang miskin masih susah menempuh pendidikan.
"Minimal baca tulis saja susah karena tidak mampu, karena keberadaan orang tua. Sekarang pemerintah menghadirkan pendidikannya supaya orang-orang kecil bisa berpendidikan yang baik dan benar," tambahnya.
Semua program ini sudah disampaikan kepada masyarakat sipil dan tokoh-tokoh masyarakat yang hadir pada pertemuan tersebut untuk bisa memberikan masukan-masukan, sehingga target bisa tercapai.
"Kalau ada komunitas yang belum dapat, disampaikan. Kalau ada pelayanan yang kurang, disampaikan. Tidak masalah. Kan tujuannya untuk perbaikan," tambahnya.
Ia tekankan, bahwa negara akan terus berjalan sehingga dibutuhkan perbaikan-perbaikan untuk menghasilkan generasi-generasi di masa mendatang.
"Negara ini tidak akan berhenti hari ini, negara ini akan berjalan terus. Karena itu perbaikan sekarang untuk sepuluh tahun, lima belas tahun, dua puluh tahun yang akan datang. Tidak berhenti hari ini," pungkasnya. (Martha)