Kios Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Harga Murah Tapi Sepi Pembeli
Jumat, 31 Januari 2025 - 16:40 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Kios Pangan atau yang dulunya disebut Toko Tani Indonesia (TTI) adalah salah satu program Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Mimika.
Kepala DKP Mimika, Yulius Koga menyebut Kios Pangan ini sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. Tujuannya membantu masyarakat dengan menjual produk pertanian lebih murah.
"Kios ini dibuat untuk masyarakat. Tetapi kadang masyarakat jarang beli. Malah yang beli pegawai, karyawan, rumah makan. Ini saya kecewa, karena tujuan pertama itu kan untuk masyarakat," kata saat diwawancarai, Jumat (31/01/2024).
Lokasi kios pangan di sebelah kantor DKP memang kurang strategis. Walaupun harga komoditas yang tersedia lebih murah, masyarakat pasti akan memikirkan biaya transportasi karena jaraknya lumayan jauh dari pusat pemukiman warga.
"Sekarang saya berpikir untuk membuka cabang di enam Distrik di dalam kota. Supaya lebih dekat dengan masyarakat. Yang penting ada warga di sana yang punya tempat dan mau menjual dengan harga yang kami tentukan," katanya.
DKP saat ini mengelola empat Kios Pangan. Ada tiga kios lagi di Iwaka, Mapurujaya, dan SP6.
Kata Yulius, selain tempat berbelanja, kios pangan ini juga menjadi wadah bagi produk yang dihasilkan oleh komunitas binaan dari dinas terkait. Misalnya komunitas tani dari Dinas Pertanian, komunitas ayam petelur dari Dinas Peternakan, dan komunitas binaandi bidang pengolahan makanan dari komoditas pangan lokal.
"Kita bisa bina orang, tapi kita juga harus buka peluang pasar bagi mereka. Kalau kita bina terus kasih tinggal sama saja tidak akan berkembang," Kata Yulius.
Ada berbagai macam komoditas yang dijual di Kios Pangan. Mulai dari telur, ayam, tepung, beras, ikan, petatas, keladi, sagu, serta makanan yang diolah dari pangan lokal. Semua komoditas itu diserap dari komunitas binaan Dinas terkait. Ada juga beberapa komoditas yang diambil dari distributor seperti minyak kita dan beras.
Baru-baru ini, DKP juga mendatangi perumahan-perumahan di daerah kota. Selain memperkenalkan kios pangan, kegiatan itu juga untuk menjaga stabilitas serta memfasilitasi petani lokal dalam menjual hasil panen dari kebun.
"Karena kios ini sepi, kami pergi mengantar ke perumahan-perumahan. Kemudian, yang kami lakukan adalah barang yang tersedia di kios pangan ini, kita beli dari masyarakat, dari petani-petani, peternak, sehingga terbuka pasar bagi mereka," terangnya.
Saat ini, DKP sedang mengembangkan aplikasi 'macemuda' yaitu aplikasi berbelanja sistem online yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat berbelanja di Kios Pangan. Selain itu, aplikasi ini juga akan menguntungkan bagi peternak, petani, dan pelaku usaha lainnya karena membantu dalam memasarkan produknya. (Martha)