Dampak Samsung Institute Sebagai MNC di Indonesia: Sebuah Hubungan yang Saling Menguntungkan Hingga ke Ujung Timur Indonesia?

Papua60Detik

Santika Ramadhanti
Santika Ramadhanti


Oleh: Santika Ramadhanti

Samsung merupakan perusahaan yang didirikan di Daegu, Korea Selatan, Tahun 1938 oleh Lee Byung Chul, dengan nama awal Samsung Trading Company, yang merupakan toko ritel yang menjual segala macam produk seperti ikan, tepung, gandung dll. Hingga pada tahun 1969, Samsung mulai memperluas bisnis pasarnya hingga ke Amerika Serikat, dengan mendirikan pabrik manufaktur. Di tahun yang sama pula Samsung mulai membuat dan membagi devisi-devisi baru seperti: Samsung Elektronik, Samsung Corming dan Teknologi Informasi IT. Perluasan Samsung di bidang elektronik di lihat dari keberhasilan Samsung dalam membuat televisi hitam putih pertama mereka.Berita beginian sebaiknya menyebutkan siapa yang jadi ketua Paski, berapa anggotanya. Terus dalam lima tahun mereka akan buat apa?

Pada tahun 1991, Samsung masuk ke Indonesia dengan bekerjasama dengan PT. MetroData dengan mendirikan pabrik elektronik di Kawasan Jababeka, Cikarang, Bekasi, dengan nama PT. Samsung Metrodata Elektronik. PT. Samsung Elektronik Indonesia (SEIN) merupakan perusahaan manufaktru elektronik yang didirikan Samsung di Indonesia. PT. Samsung Indonesia berusaha memperluas dan mengembangkan produk yang strategis bagi kebutuhan masyarakat di bidang elektronik konsumen. Sejak awal masuk dan meraih pangsa pasar di Indonesia, Samsung telah memperkuat jangkauan pasarnya di bidang TV dan ponsel datar.

PT. Samsung Indonesia adalah salah satu perusahaan terbesar yang berkembang pesat di dunia elektronik, fokus pada manufaktru, penjualan dan pemasaran produk elektronik, termasuk barang konsumen dan smarthphone. PT. Samsung Indonesia menjadi salah satu perusahaan multninasional di Indonesia dengan memiliki banyak produk elektronik mulai dari panel LCD dan LED, ponsel dan Laptop, Televisi, AC, dan produk lainnya, yang tentu saja memenangkan hati konsumen Indonesia.

PT. Samsung Indonesia telah mengukir keberhasilan yang sangat luar biasa di Indonesia yang didukung oleh data laporan Statista, yang memperlihatkan jumlah pengguna smarthphone Samsung di Indonesia yang pada 2019 mencapai 171,28 juta penjualan, dengan Samsung yang menjadi merek paling teratas pembelian di Indonesia pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan faktor dari produk Samsung yang membedakannya dari produk lainnya dalam ketahanan produk yang tinggi, target pasar yang beragam, penggunaan teknologi One UI, serta jaringan service center yang tersebar di setiap kota di Indonesia.

Bersumber dari MarketShareSmartphone Indonesia, Samsung masih mendominasi pasar elektronik di Indonesia dengan pangsa pasar smartphone/HP sebesar 25% pada tahun 2019 hingga 2020. Selain di pasar nasional, PT. Samsung Elektronik Indonesia juga berhasil meraih pangsa harga Internasional sebesar 25% dari total penjualan smartphone secara global pada tahun 2021. Nah, dalam konteks kebijakan fiskal, penjualan produk Samsung berdampak pada penerimaan pajak penghasilan yang diperoleh oleh pemerintah. 

Pemerintah Indonesia menerapkan pajak import pada smartphone, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah, yang dikelola oleh Dapt. Perdagangan dan Perindustrian Kementrian Perdagangan (KemenDag) Indonesia. Dalam konteks ini UMKM pada penjualan produk smartphone (toko ponsel) mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, dilihat dari penjual ponsel (baik di toko pinggir jalan maupun di pusat perbelanjaan) serta penjual pulsa yang membuktikan minat yang tinggi dari para pelaku bisnis, yang mencerminkan potensi yang besar dari industry Samsung elektronik di Indonesia. Dari uraian yang sudah dijelaskan mengenai situasi pasar di atas, bahwasannya disimpulkan hasil dari UMKM penjualan produk smartphone/HP ataupun pulsa dan sejenisnya yang dimanufakturkan oleh Samsung berdampak pada pendapatan negara (nasional) yang berasal dari pajak penjualan.

Dampak Ekonomi Indonesia

PT. Samsung Elektronik Indonesia sebagai salah satu industri manufaktur teknologi di Indonesia, menjadikan perusahaan Samsung untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Penanaman Modal Asing dan Penciptaan lapangan kerja menjadi bukti nyata yang dirasakan oleh Indonesia. Samsung telah masuk ke pasar industri Indonesia dengan signifikan dengan mendirikan pabrik manufaktur dan pusat penelitian dan pengembangan di Indonesia. Hal ini menjadikan Samsung untuk membuka lapangan kerja bagi ribuan pekerja lokal dan meningkatkan pendapatan rumah tangga dari konsumenisasi produk.

Samsung adalah salah satu merk wajib pajak di Indonesia. Pada tahun 2023 Samsung akan membayar sebesar Rp15 triliun, yang pajak ini akan digunakan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, seperti Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur. 

Samsung juga memiliki + 25.000 pekerja lokal di Indonesia, yang menjadikan lapangan kerja ini dalam kontribusi peningkatan pendapatan rata-rata masyarakat dan menekan angka kemiskinan di Indonesia.

Samsung juga telah membawa inovasi teknologi di Indonesia melalui produk-produk elektroniknya melalui proses manufakturnya. Dari hasil itu, membawa Samsung untuk mengekspor produk elektroniknya dari Indonesia ke negara-negara di dunia. Yang pada tahun 2023 diperkirakan nilai ekspor dari Samsung Indonesia mencapai Rp80 triliun, yang membantu output Indonesia.

Dampak Wilayah Timur Indonesia: Kesejahteraan Papua

Dari uraian keuntungan Indonesia yang didatangkan oleh PT. Samsung Elektronik Indonesia, sebenarnya yang perlu kita ketahui bersama dan menjadi tanda tanya besar yaitu: Apakah keuntungan itu meluas sampai ke ujung timur Indonesia? Apakah masyarakat Papua merasakan kenikmatan dari hadirnya Samsung di Indonesia? Atau malah sebaliknya, masyarakat Papua mendapat penderitaan dari hadirnya perusahaan global ini. 

Fakta yang ditemukan pada data yang sudah dikumpulkan yaitu, yang pertama Samsung memiliki dampak positif dan negatif di Papua. Adapun dampak dari hadirnya Samsung di Papua dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dampak positif; Samsung menghadirkan program smart learning class (SSLC) dengan melakukan kerja sama dan kesepakatan bersama sekolah-sekolah di Papua, salah satunya yaitu SD YPK Waupnor, Biak, Papua, sejak 2018. Samsung membangun pengenalan dan keahlian mengenai teknologi untuk mendorong anak-anak papua menuju perubahan dan kualitas SDM yang baik. Program ini mengajarkan bagaimana berinteraksi dengan teknologi dengan menyenangkan.

Dampak negatif: PT. Korindo Group merupakan pemimpin perusahaan pengembangan kendaraan khusus dan alat transportasi untuk industri pertambangan. Awalnya pada tahun 1993 Korindo memulai bisnisnya di Boven Digul dan Merauke Papua untuk penanaman pohon, yang kemudian pad atahun 1995 memulai bisnis kelapa sawit di Papua, yang diuji cobakan melalui proyek kultivasi padi di Merauke, Papua. Dengan iming iming uang ganti rugi (uang luka) kepada masyarakat Papua, perusahaan Korindo dengan leluasa tetap menjalankan pembukaan lahan kelapa sawit di Boven Digul dan Merauke dengan pembakaran hutan (namun membantah tudingan tersebut). Diketahui bahwa wilayah Asiki, Boven Digul dan umunya Papua, merupakan wilayah/tanah yang bukan milik perseorangan melainkan milik hal ulayat adat, sehingga Korindo berusaha untuk terus memberi iming-iming bagi masyarakat adat yang minim pengetahuan dan termakan dengan janji besar oleh pihak Korindo.

Pembukaan perkebunan sawit Korindo di Asiki, Boven Digul dengan luas 14.500ha, dengan memproduksi dua kali dalam sepekan sebanyak 45-ton perjam. Dan hal ini masih kurang dan terus akan dilakukan pembukaan lahan di Papua. Jika hal ini terus menerus terjadi, semakin lama hutan di wilayah Papua akan tergantikan dengan perkebunan sawit oleh perusahaan luar. Kediaman dan tempat mencari kehidupan juga akan hilang, tanpa adanya ganti rugi yang setimpal. Masyarakat akan kehilangan hutan adatnya, yang awalnya bisa diwariskan kepada anak-cucu di masa depan, tetapi pada akhirnya akan menyisakan tempat asing di rumah sendiri.

Setelah munculnya isu-isu mengenai PT. Korindo yang melanggar HAM dan perusakan hutan di Papua, banyak mitra kerja yang menjalin Kerjasama dengan Korindo memutus kontrak dengan perusahaan ini. Perusahaan seperti, Siemens (pembeli turbin angin Korindo) yang selalu memperingati perusahaan ini untuk tidak mengeksploitasi hutan di Papua secara terus menerus, APRIL (paper one) perusahaan kertas yang sudah memutuskan Kerjasama dengan kayu Korindo. Sementara ini peroses pencabutan sertifikasi FSC milik Korindo. Namun, dibalik mitra-mitra kerja Korindo yang memutus kontark dengan perusahaan ini, PT. Samsung, malah menjalin usaha patungan dengan Korindo-Minyak Sawit sejak tahun 2017. Dari aliansi antara kedua perusahaan ini, lebih dari 50.000 ha hutan primer musnah dibuatnya.

Dengan pemahaman yang minim, lama-kelamaan masyarakat adat akan kehilangan tempat tinggal, tempat mencari makan, hingga kehilangan sumber dari budaya adat yang ada di tanah sendiri. Sudah lebih dari 30 tahun perusahaan asing berdiri dan mengambil sumber daya penghidupan di Papua, bukan hanya sumber daya untuk kehidupan masyarakat asli di Papua, tetapi menggambil sumber penghidupan bagi makhluk-makhluk yang tinggal di sana. Sumber kehidupan yang ditopang di Papua akan hilang, bukan hanya berdampak pada hilangnya tempat tinggal di tanah sendiri, tetapi masyarakat juga akan kehilangan sumber kehidupan yang telah rusak diganti dengan perkebunan sawit.

Entah kedepannya masyarakat Papua tidak akan memiliki asset atas tanahnya sendiri, atau alam yang sudah tidak akan bekerjasama dengan manusia lagi. Semua tergantung dari kesadaran kita untuk bertindak mencegah itu semua terjadi. Hentikan eksploitasi hutan oleh perusahaan luar (pencurian dengan cara yang elegan).




Bagikan :