Bupati Mimika Sebut Belajar Metode Online Bikin Anak Tambah Bodoh

- Papua60Detik

Seorang anak sedang belajar dengan metode online dari rumah. Foto: Dok/Papua60detik
Seorang anak sedang belajar dengan metode online dari rumah. Foto: Dok/Papua60detik

Papua60detik - Proses belajar dari rumah atau metode online yang sudah berjalan selama satu tahun ini bukan hanya dikeluhkan orang tua siswa tetapi juga Bupati Mimika, Eltinus Omaleng.

Ia mengatakan proses belajar dari rumah baik daring atau online maupun luring hanya membuat tambah bodoh. Metode ini bikin anak semakin malas belajar.

“Selama satu tahun pakau online. Online itu kita punya anak-anak tambah bodoh. Sedangkan anak-anak yang sebagain besar itu tidak punya HP. Tidak punya paket internet atau wifi, akhirnnya mereka semua bodoh habis,” katanya dalam rapat evaluasi pencegahan dan pengendalian covid-19 di Hotel Grand Mozza Timika, Senin (15/3/2021).

Ia mengatakan fasilitas pendukung berjalannya belajar online justru digunakan salah oleh anak. Mereka menggunakannya untuk bermedia sosial, menonton hal-hal yang tidak seharusnya. Sehingga tugas utama mereka yakni belajar justru tidak dipedulikan.

“Dong (mereka) tidak sekolah. Jadi masyarakat biasa, apalagi yang anak-anak umur 12 tahun ke atas itu sudah pacar-pacar selesai habis. Padahal orang tua setengah mati cari uang buat mereka,” tuturnya.

Menurutnya sekolah itu penting, sehingga ia berharap metode tatap muka bisa kembali dibuka agar beban orang tua untuk membelikan fasilitas seperti data internet bisa diringankan. Apalagi ujian akhir SMP dan SD sudah dekat.

“Jangan tunggu bulan Juli. Itu lama. Jadi sekolah ini harus kita pikir baik-baik. Jangan kita tunda dan putusan ini oke-oke saja. Kita harus pikirkan masyarakat yang tidak mampu. Harus beli paket data. Kasihan anak-anak tambah tidak belajar lagi. Satu tahun itu rugi anak-anak ini,” tegasnya.

Menurutnya jika setiap kenaikan kelas sekolah memutuskan menaikan siswanya 100 persen tanpa belajar, maka ke depan siswa akan semakin bodoh dan malas tahu tentang sekolah dan belajar.

“Seperti tahu lalu kita langsung kasih naik kelas semua saja, tapi kalau sekarang tanpa belajar mereka mau dikasih naik kelas lagi bagaimana jadinya nanti. Jadi kita pikir baik-baik. Pengawasannya seperti apa. Apakah kita akan ikuti saran Dinkes untuk bagi 50:50 persen atau bagaimana supaya mereka mudah untuk belajar” katanya.

Ia pun mengintruksikan Dinas Pendidikan untuk segera mengaktifkan kembali proses belajar tatap muka di pedalaman dan pesisir karena menurutnya wilayah-wilayah tersebut adalah zona hijau sehingga tidak masalah jika melakukan belajar tatap muka. (Anti Patabang)




Bagikan :