Papua60detik - Muda mudi berpakaian adat menampilkan tarian Saureka Reka berhasil memukau para tamu undangan TIFA 2024.

Kelompok muda mudi ini berasal dari Sanggar Yakarima. Sanggar ini baru dibentuk satu tahun di Timika, khusus untuk masyarakat yang berasal dari Ambon. 

Koordinator Sanggar, Lambert Souhuwat menyampaikan rasa bangganya ketika Panitia TIFA memberikan surat undangan bagi Sanggar Yakarima tampil di TiFA 2024. Ia mengaku langsung membentuk tim penari dan melakukan persiapan kurang lebih tiga bulan. 

"Ini pertama kalinya kami diundang panitia TIFA. Namun, sebelumnya kami sudah pernah tampil di Mimika Dance Carnival," ujar Lambert.

Ia menuturkan, hampir setiap hari penari latihan. Mengingat tarian ini membutuhkan kelincahan dan kekompakan. Selain itu, properti yang digunakan dalam tarian ini adalah empat buah gaba-gaba, dihentakkan dan saling beradu. Sementara penari lain menari sambil melangkah dengan gesit di antara gaba-gaba.

"Memang tarian ini dahulunya sebagai ungkapan rasa syukur, Namun sekarang ini tarian saureka-reka sudah banyak dimainkan pada pertunjukkan-pertunjukkan. Tarian ini juga menggambarkan persatuan dan kekompakan, karena kalau antar penari tidak kompak, maka kaki mereka akan terjepit atau terjatuh," terangnya.

Dalam Festival tahunan ini, Sanggar Yakarima diminta membawakan dua tarian lagi selain tari saureka-reka yaitu tari lenso dan tari katreji. Para penari terpilih akan menampilkan satu tarian setiap hari.

Lambert mengaku tersanjung ketika tarian dari Maluku bisa ditampilkan di TIFA 2024. Menurutnya tarian daerah adalah warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan. 

"Terharu sekaligus bangga, saya harap anak muda semakin tertarik untuk mempelajari tarian daerah. Karena kalau dilihat tarian ini tidak kalah dengan tarian modern sekarang ini," pungkasnya. (Martha)